Dorman dan Rany; Tak Pernah Lupa Memberi Diri Melayani
Suaratapian.com-Dorman Manik dan Rany Simbolon adalah pasangan artis Batak jadi idola banyak orang, bukan saja terkenal, tetapi kualitas suara dan musiknya yang bagus. Tentulah, pasangan artis Batak ini tak asing lagi, kerap bersama dan selalu terlihat romantis. Dorman sendiri anak Siantar. Besar di kota yang dikenal kota toleran itu. Belajar musik sejak kecil dari abang, lalu merantau ke Jakarta, dan menata karier di musik Batak. Relatif dia belajar musik dengan otodidak, tidak pernah sekolah musik, namun tak pernah berhenti belajar. Kemampuannya bukan hanya jadi komposer, aranger musik dan juga jago dalam olah vocal, berpadu dengan istrinya, putri almarhum Charles Simbolon musisi besar dan legendaris Batak, Rany boru Simbolon. Keduanya menjadi pasangan yang serasi dan menjadi icon pasangan muda Batak. Walau demikian hebatnya pasangan ini diapresiasi, Dorman dan Rany tak pernah lupa memberi diri untuk melayani. Sebagai artis professional selalu memberi ruang untuk pelayanan. Di tengah pelayanannya di acara Pesta Gotilon HKBP Kemang Pratama, Bekasi, SuaraTapian Channel mewawancarai keduanya. Demikian petikan bincang-bincangnya;
Kesempatan untuk SuaraTapian berbincang-bincang. Kami mau Tanya, Lae Dorman, sebagai seorang seniman yang memulai karir, juga kami tahu awal perjalanan Anda sulit, tapi sekarang Anda dikenal di mana-mana, bukan hanya orang Batak, seorang seniman bagus. Apa awal trigger atau yang membuat lae begitu semangat jadi seniman?
Sebenarnya yang mentriger adalah rasa bangga, rasa militan kita kepada budaya Batak. Sejak kecil, kebetulan saya lahir di keluarga musisi, juga abang saya seorang musisi. Jadi dari kecil sudah dicekokin dengan musik-musik Batak. Jadi sudah tertarik dengan musik Batak. “Kok, unik begitu.” Jadi, tertarik saja untuk mengembangkan supaya nanti anak cucu saya pun bisa menikmati budaya Batak. Kemudian datang ke Jakarta, dulu karena di Siantar lahir, di Siantar berkarir, pertama sekali di Siantar memulainya.
Mengapa ke Jakarta. Apa karena memang gula atau manisnya kota Jakarta?
Oh, iya. Tertarik salah satunya, itu mungkin iya, dulu, kan orang bilang, “sudah, kamu ke Jakarta saja biar jadi artis,” begitu, kan. Tetapi sejak awal saya tak punya cita-cita jadi artis, sebenarnya. Ke Jakarta cuman mau karena kita lihat banyak kenalan. Sepertinya kalau kita ke sana, pasti tambah parbinotoaan (wawasan lebih luas) kira-kira gitu. Lalu kita beranikanlah ke Jakarta. Sebenarnya nggak langsung dikenal, dari hal-hal kecil juga, dari honor kecil-kecilan, dari mengontrak-ngontrak rumah. Puji Tuhan ada peningkatan bermusik terus.
Musikalitas Anda bagus, mampu beradaptasi, terus relevan. Apa kiatnya?
Saya nggak pernah duduk di bangku sekolah musik, nggak pernah, puji Tuhan Tuhan dikasih gratis kemampuan tanpa sekolah musik. Lalu pertanyaannya, tetapi kenapa bisa relevan, tadi mungkin maksud lae bisa update, iya? Karena kita banyak dengar, banyak referensi, referensi saja banyak, begitu.
Pertanyaan untuk ito Rany. Anda-kan Putri seorang penyanyi terkenal, Charles Simbolon, beliau itu almarhum, dikenal begitu rupa dengan trio Ambisi. Sudah pasti embrio dari orangtua kemampuan bermusik itu sudah ada, tetapi soal bernyanyi Batak, Anda, kan, lahir di kota. Bagaimana beradaptasi, mampu juga bernyanyi Batak?
Sebenarnya walaupun aku lahir di sini dari kecil, Papa sudah biasa berbahasa Batak. Jadi walaupun kita nggak pala lancar, cuma kalau ngomong itu pasti tahu. Nah, kebetulan dunia lingkungan pekerjaannya memang mengharuskan kita belajar dan memang harus bisa sih sebagai Boru Batak, harus bisa berbahasa Batak. Itu sih.
Maaf! Umumnya artis dikenal kurang setia dengan pasangannya. Sorry! Itu kesan di masyarakat kita, tetapi Anda kan berpasangan musisi yang romantis, terus berjalan bersama, termasuk semua pelayanan. Kami kira, di mana ada Rany pasti ada Dorman, suami istri, begitu, bagaimana militansi semangat ini terus dijaga. Karena secara persepsi itu benar bahwa umumnya artis tidak bisa setia dengan pasangannya?
Rany: Kebetulan karena kalau aku pribadi sih karena memang sudah belajar dari papahku dulu, dunianya seperti itu, dan memang namanya juga kita berhubungan. Tetapi kalau bisa sampai maut memisahkan. Selalu bersama, satu itu saja. Puji Tuhan kita bisa menjaga, kalau bisa jadi contoh buat orang lain yang tidak cerai.
Dorman: Kalau menurut saya sih resiko yang lae maksudkan tadi itu perselingkuhan, menurut saya bukan musisi saja, seluruh lini manusia pasti ada masalah ini. Cuman mengapa kayak ditekankan banget ke musisi, seniman, karena mereka ada di atas panggung. Memang resikonya lebih banyak daripada yang umum gitu, kan.