Drs. Tumbur Naibaho, MM, FSAI: Menggerakkan Ekonomi Rakyat, Maju dan Bertumbuh Bersama

Memulainya Dari Nol

Usahanya benar-benar dimulai dari nol. Tentu dimulainya dengan memahami bidang yang digeluti, lalu menyusun rencana dan jangka menengah dan jangka panjang. Lalu persiapan modal. Selain itu, dia fokus pada bisnisnya sembari terus menerus belajar dan mengelola waktu.

Ketika putri ketiga lahir membutuhkan konsetrasi penuh untuk mendidik ketiga putrinya, Tumbur meminta istrinya agar melepaskan pekerjaan sebagai tenaga medis di rumah sakit dan konsentrasi mengurus anak-anak. Karena istri konsentrasi mengurus anak, mereka pun pindah ke Tambun, Bekasi, dan rumah yang mereka tinggali sebelumnya mereka sudah beli, sementara ketika di Jakarta mereka masih mengontrak.

Di Tambun kemudian putra satu-satunya lahir. Tentu biaya hidup makin besar semangat usaha pun dikembangkan terus. Dia mensiasati biaya yang makin besar dengan memulai koperasi yang dikelola masih swadaya dari rumah, sembari dia menambah ilmu master manajemen. Nun sebelum menyandar pasca sarjana, waktu itu sebenarnya dari perusahaan tempatnya bekerja menyediakan beasiswa. Hanya saat itu belumlah gilirannya mendapat beasiswa. Oleh karena menunggu beasiswa lama, belum turun-turun, padahal hasrat ingin menimba ilmu masih terus bersemangat, Tumbur kemudian kuliah dengan biaya sendiri.

Karena itu, dia harus extra keras membagi waktu dan tenaga. Dia naik bus dari Jakarta ke Tambun. “Saya memulainya semua dari nol. Tidak langsung maju, berhasil seperti sekarang ini. Saya dulu hanya punya sepeda motor. Dan kalau ke Jakarta naik kereta api, kalau tak naik bus. Itu sambil kuliah, setelah pulang kerja,” ujarnya menjelaskan kisah hidup yang dialaminya. Praktisnya tahun 2005, dia mulai melatih diri berjiwa entrepreneur dengan membuka kantor Cabang Koperasi Bersama Mandiri (KBM) berkantor di rumahhya, Perumahan Griya Asri 1 Tambun.

Tahun 2007, dia melihat perusahaan tempatnya bekerja sudah 20 tahun bekerja mulai tak stabil lagi. Hal itu terlihat dari mulai dari sebagian karyawan dilakukan pemutusan tenaga kerja. Membaca situasi itu, Tumbur bukannya mundur malah berselancar dengan gelombang yang ada. Dari keadaan yang kritis itu memacu dirinya  untuk terus mengembangkan koperasi. Saat itulah dia berani membangun brand sendiri, jadilah Koperasi Makmur Mandiri, dan memberanikan diri memindahkan kantor dari rumahnya ke Ruko Niaga Kalimas Bekasi Timur. Koperasi yang sebelumnya dikerjakan kemudian dikelola dengan profesional.

Apalagi pengalaman yang dimilikinya di bidang asuransi, pasar modal dan dana pensiun juga mengelola koperasi BPR milik perusahaan lama sudah mumpuni untuk mengembangkan usaha sendiri. Maka Juni 2009 Tumbur memberanikan diri mendirikan Koperasi Makmur Mandiri dengan pertama mengajak 25 orang sebagai anggota pertama, dari kerabat,  sahabat dan relas i. Koperasi yang didirikan ada di wilayah Kabupaten Bekasi, sudah tentu runag lingkupnya terbatas.

Maka saat digelarlah Rapat Anggota dan sepakat untuk mengembangkan usaha lebih menasional, dan sepakat diganti nama menjadi Koperasi Prima Nasional sekaligus memindahkan kantor pusat dari Kabupaten ke Kota Bekasi, di wilayah Pondok Ungu, Bekasi Selatan. Koperasi untuk Simpan Pinjam. Ternyata pasar menyambut usaha pun berkembang. Melihat perkembangan yang ada maka kantor pusat kembali dipindahkan  ke jantung Kota Bekasi. Desember 2014, Koperasi punya kantor sendiri di Ruko Suncity Square.

Pengalaman adalah guru paling berharga paling tidak ungkapan bijak itu tepat untuk menggambarkan perjalanan Tumbur Naibaho dalam mengelola usahanya. Sebelum mendirikan KSP Makmur Mandiri seperti sekarang, pria kelahiran Sumatera Utara, 29 Januari 1965  ini pernah menjadi pengelola koperasi karyawan di salah satu perusahaan asuransi swasta.

Bagi pria yang hobi travelling ini, mengelola koperasi itu menyenangkan karena bisa membantu masyarakat di tingkat akar rumput. Apalagi segmen pasar Koperasi Makmur Mandiri memang membidik kalangan masyarakat kecil. Ini terlihat dari rata-rata plafon pinjaman yang sebesar Rp 4 juta per anggota. “Senang rasanya bisa membantu usaha orang kecil dan menciptakan lapangan kerja. Namun kami hanya meminjam dana kecil,” ujar Sarjana Matematika ini.

Dirinya memang terbiasa berpikir logis dan mendetail terhadap seluruh bidang usahanya, kebiasaan ini terbawa dalam memimpin, mengelola koperasi. Strategi pengembangan usaha yang dilakukannya dengan perencanaan yang matang dan rinci. Hasilnya, kinerja koperasi terus tumbuh sebagaimana makna namanya Tumbur. KSP Makmur Mandiri terus berkembang yang ditandai dengan jaringan kantor yang  bertambah. Selain itu, kepercayaan masyarakat terus meningkat dengan tumbuhnya jumlah anggota. “Semua ini berkat kerja sama tim dan dukungan anggota,” ujarnya dengan merendah.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

12 − 4 =