Koruptor Di Masa Pandemi Mesti Dihukum Maksimal

Maka kalau ada seseorang tak akan egois, kalaupun diberikan jabatan, hak istimewa bukan karena kehebatan sadar itu kasih karunia. “Seharusnya setiap orang yang mendapat hak istimewa menjaga diri, mengerjakan tanggung jawab dengan baik,” ujar pengacara yang pernah menimba pendidikan teologia ini. Baginya, kalau kita bersama Tuhan itu baik, sungguh baik, Tuhan tak ingin berseteru dengan musuh manusia. Roh Tuhan akan menjaga manusia. Hanya manusia bermusuh dengan dirinya sendiri.

“Kita tahu bersama sifat dari Tuhan itu adalah kasih. Dia telah memberi dirinya dengan manusia untuk saling menghargai dan mengasihi, bukan mengambil hak orang lain. Orang yang mengambil hak orang lain sesungguhnya orang yang belum selesai dengan dirinya sendiri,” ujar pria kelahiran Banjarmasin, 30 Januari 1959 ini.

Karenanya, menurut Erick yang Tuhan mau sebenarnya adalah hati kita. Orang yang tak menemukan panggilan hidup belum menemukan esensi hidup, hatinya belum dibaharui. Dengan kata lain, orang yang menemukan diri, berarti mampu menemukan tujuan hidup, pilihan hidup sesuai arahanNya. Taat. Berubah untuk lebih baik. Lahir kembali. Bertobat.

“Karena memang pergumulan sekarang ini bahwa motivasi yang ada berpusat pada diri. Tak menyadari keterbatasan diri, dan selalu mendorong memaksimalkan diri, bahwa semua hal dipreoleh oleh karena diri. Lupa, “diri terbatas, kita  membutuhkan Tuhan.”

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

four × five =