“Kami Tak Mau Demokrasi Di Humbahas Dizalimi”

Suaratapian.com JAKARTA-Tensi politik menjelang Pilkada Humbang Hasundutan (Humbahas) terus menaik sejak KPU mengumumkan hanya diikuti satu pasang calon. Sebenarnya di Sumut sendiri bukan hanya Kabupaten Humbahas yang diikuti satu pasang calon tunggal, ada tiga wilayah, satu kabupaten di Kepulawan Nias, Kota Pematang Siantar. Hanya saja reaksi masyarakat Humbahas merasa hak politiknya terzolimi, oleh karena ada tangan yang mendesain satu pasangan calon saja. Atas ketidakpuasan itu lahirlah Forum Peduli Demokrasi Humbang Hasundutan (FPDHH) untuk memperjuangkan nilai-nilai demokrasi dengan mengusung Kotak Kosong. Awalnya FPDHH didirikan perantau Humbahas kemudian gayung bersambut, masyarakat ternyata haus pengantian pemimpin oleh karena kinerja Petahana tak becus memimpin. Oleh gencaranya tim FPDHH membawa suhu politik di Humbahas menaik dan di masyarakat terjadi intimidasi. Bahkan di sejumlah daerah baleho Kotak Kosong dirusak. “Masyarakat yang mendapat bantuan Bansos atau Bantuan Bedah Rumah diancan akan digagalkan jika Petanaha kalah. Padahal itu sumbernya bukan dana dari Kabupaten, itu murni dana dari pusat. Pemda Kabupaten hanya menyalurkan,” jelas Ir Janwar Lumban Gaol, Dewan Penasihat FPDHH kepada wartawan, Sabtu, (24/10/20) di Jakarta.

Dia menyebut, sejumlah tuduhan yang salah dan sangat tendensius terhadap masyarakat yang membela Kotak Kosong. Intimidasi itu bahkan, ada yang menyebut, pendukung Kotak Kosong disebut orang-orang yang tak punya pikiran, dan dianggap tak beragama. Hujatan ini dilayangkan pendukung Petahana. Dan ini makin menaiknya tensi politik di Humbahas. Oleh birahi kekuasaan semua partai diborong.

Hojot Marluga

Belajar Filosofi Air

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

5 × one =