Tak Ada Ganti Rugi Atas Lahan Masyarakat, Pengacara Jupryanto Menggugat Presiden, Menteri dan Gubernur
Notice: Undefined index: margin_above in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 652
Notice: Undefined index: margin_below in /home/suaratap/public_html/wp-content/plugins/ultimate-social-media-icons/libs/controllers/sfsiocns_OnPosts.php on line 653
Saya bayangkan, sebagai pengacara Anda jadi menyortir perkara-perkara yang datang kepada Anda…
Memang dari awal saya begitu. Dari awal saya tak menangani kasus perceraian, kasus korupsi, kasus narkoba. Saya nggak pernah membela perkara yang demikian. Ini soal pilihan. Tetapi, apakah sekarang saya menjadi kekurangan pekerjaan, perkara. Hidup kita ini terlalu banyak ketakutan karena belum sampai ke level yang paling tinggi secara kerohanian.
Itu saya bilang, belum seperti Rajawali….
Kalau saya nggak pernah ada ketakutan karena saya punya keyakinan Tuhan akan cukupkan. Jadi mau tidak ada uang pun tetap bersyukur.
Anda belum umur 40 tahun sudah punya pemahaman luwes dan luas dan dalam….
Mengapa saya menentukan pilihan itu. Saya juga pengen sosok pemimpin di Humbang itu orang yang bisa menjawab doa-doa daripada masyarakat. Makanya kalau kita kembali merefleksi, kita lihat calon-calon yang sudah pulang-pulang kampung ke sana, tetapi tanpa ada mencoba berusaha mengambil hati masyarakat, saya kan sudah berapa kali bilang, kita akhirnya harus menangis melihat keadaan masyarakat Humbang. Kalau Bupati tak merasakan, tak bisa menangis, mending jadi warga masyarakat biasa saja.
Di awal-awal pemerintahan Humbang bagus, kok. Pemimpinnya…
Coba siapa? Kembali kita berbicara konteks pemerintahan daerah dengan pusat itulah berbagai pelanggaran, kadang-kadang saya sudah capek melihat sistem pemerintahan kita ini yang sudah kebablasan.
Jadi intinya di perbincangan kita ini saya bisa meresume nanti tambahkanlah terakhir ini, berarti pemerintah pusat pemerintah daerah siapapun mereka tidak sebut nama sadar bahwa jabatan hanya amanah, jangan anggap karena engkau pejabat, kehebatanmu itu hanya karena diberi privilesse, hak istimewa oleh Yang Maha Kuasa, pencipta. Maka bertanggung jawablah akan tanggung jawab yang diberi. Karenanya, pesan moralnya, jika dipercaya masyarakat harusnya lebih dalam melayani masyarakat, sudah difasilitasi, sudah digaji besar…
Tak ada kesinambungan antara pemerintahan pusat dengan daerah. Pemerintah pusat untuk melakukan investigasi audit kalau memang ditemukan pelanggaran berikan pelanggaran tanpa ada proses hukum ini kalau memang keyakinan pemerintah ini sudah kuat, ada pelanggaran ini kan, yang sekarang kan tunggu proses hukumlah, dan terlalu banyak kasus. Inilah yang dibutuhkan eksistensi dan konsistensi dalam penerapan peraturan pusat oleh daerah.
Jadi pemerintah pusat itu selain membuat peraturan ini awasi ketika kepala pemerintahan melanggar proses. Sekarang kita lihat pemerintah daerah apa yang terjadi hanya kasus korupsi yang bisa menangkap pemerintah daerah dan memberikan-perintah pengacara yang memberi pikiran agar pemerintah dalam hal ini pusat dan pemerintah daerah sadar bahwa kepemimpinan yang diperoleh itu harus bertanggung jawabkan, dia melayani rakyat, dia menunjukkan bahwa jabatan itu adalah jabatan untuk melayani.